kali ini saya akan membagikan beberapa puisi yang mungkin isa menjadi motivasi bagi agan agan sekalian yang membacanya,.
PENYAIR
Aku telah terbuka perlahan laha, seperti sebuah pintu,
Bagiku satu per satu aku terbuka, bagai daun-daun pintu,
Hingga akhirnya tak ada apa-apa yang bernama rahasia,
Begitu sederhana sama sekali terbuka.
Dan engkau akan selalu menjumpai dirimu sendiri disana bersih dan telanjang,
tanpa asap dan tirai yang bernama rahasia,
Jangan terkejut, memang dirimu sendirilah yang kau jumpa di pintu yang terbuka itu,
Begitu sederhana jangan gelisah,
Itulah tak lain engkaumu sendiri,
Kenyataan yang paling sederhana barangkali yang menyakitkan hati.
Aku akan selalu terbuka,
Seperti sebuah pintu,
Lebar-lebar bagimu,
Dan engkau pun masuk,
Untuk mengenal dirimu sendiri disana.
(cip.Sapardi Djoko Damono)
DENGAN PUSI, AKU
Dengan puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta
Berbatas cakrawala
Dengan puisi aku mengenang
Keabadian yang akan datang
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi aku mengutuk
Nafas zaman yang busuk
Dengan puisi aku berdoa
Perkenankanlah kiranya.
(Cip.Ismail, Tirani dan Benteng, 1983;62)
MERAH
Aku suka kepada merah
Karena mengingat kepada darah
Yang berteriak kepada darah
Merebut terang
Darah mengalir
Waktu lahir
Darah mengalir
Waktu akhir
Darah
Getah bumi
Membeku
Pada aku
Dalam darah
Berbayang
Nyawa
Pucat bagai siang.
(Cip.Subagio Sastrowardojo)
HEMAT
Dari hari ke hari
Bunuh diri pelan-pelan
Dari tahun ke tahun
Bertimbun luka didalam
Maut menabungku
Segobang-segobang.
(Cip.Amuk)
puisi diatas menceritakan bahwa pertemuan manusia dengan maut tidaklah sama dengan menemukan dompet dijalan, maut telah hadir dalam diri manusia sejak manusia lahir dan hidup dibumi.
TAPI
Aku bawakan bunga padamu
Tapi kau bilang masih
Aku bawakan resahku padamu
Tapi kau bilang hanya
Aku bawakan darahku padamu
Tapi kau bilang cuma
Aku bawakan mimpiku padamu
Tapi kau bilang meski
Aku bawakan dukaku padamu
Tapi kau bilang tapi
Aku bawakan mayatku padamu
Tapi kau bilang hampir
Aku bawakan arwahku padamu
Tapi kau bilang kalau
Tanpa apa aku datang padamu
Wah..!
(dari; O,Amuk)
KAMAR
Kalau aku menjenguk dari kamar ke kamar
Warna dimanapun sama, sakit dan kabur samar
Pedih karena panas dan menusuk kalbu
kalau siang, kalau malam jingga kelabu
Apa yang lain dari cinta karena dera
Cinta tambah besar, sebab sendu tambah menderita
Dimana semua mata memandangku
Penuh sakit, penuh tanya dijalan buntu
Dari kamar ini kau akan makin tahu gairah pedih
Dari kamar ini kau makin tahu kebesaran suka
Depanmu kedua ini saling berciuman
Saling meruntuhkan, bagai mimpi jatuh terlalu siang.
(Cip.Toto Sudarto Bachtiar)
PEREMPUAN ITU ADALAH IBUKU
Perempuan yang bernama kebesaran
Pabila malam menutup pintu-pintu rumah
Masih saja ia duduk menjaga
Anak-anak yang sedang gelisah dalam tidurnya
Perempuan itu adalah ibuku
Perempuan yang menangguhkan segalanya
Bagi impian-impian yang mendatang. Telah memaafkan
Setiap dosa dan kenakalan
Anak-anak sepanjang zamn
Perempuan itu adalah ibuku
Bagi siapa Tuhan menerbitkan
Matahri surga. Bagi siapa Tuhan memberikan
Singgasananya. Dan dengan segalanya ketulusan
Ia membasuh setiap nikmat busuk anak-anaknya
Dia adalah ibu.
(Cip.ArifinC.Noer)
NAMA DAN AIR MATA
Aku menyebut namamu
Dengan mata berlinang
Air laut duka
Dan mereka pun juga
Akan menyebut nama ku pula
Dengan hal yang serupa
Karena pada sepotong nama
Dan sepercik air mata
Terbayang
Masa lalu
Tanpa ujung tergantungnya
Masa datang.
(Cip.Mahatmanto)
SAJAK CINTA
Anak adalah bukti bahwa kita pernah bercinta
Pernah saling berbohong, saling menghianati diri
Saling lebur. Hanya itukah?
Sekarang harus masih setia
Sampai tuli, masih harus memandang
Beribu warna, Sampai buta, masih harus
Menjumlah serta mengurangi sederetpanjang angka-angka
Dibibirmu masih menyisa ciumanku pertama
Meski sampai saatnya kuucapkan, Ya!
Kita tidak harus setia, Sehabis kaumakan
Buah apel kau pun memberikan sebagian
Untukku, aku seperti lazimnya pahlawan-pahlawan besar
Menikmati sisa dosa itu
Hanya itukah? Sekarang harus kita tahankan
Terik surya itu, tanpa seorang bapa
Sorga ternyata hanya ada didongeng-dongen saja
Dileherku masih jelas gigitanmu
Dan melahirkan anak-anak kita, bukti bahwa kita
Pernah bercinta,
Sampai saatnya nanti aku menjawab
Malaikat itu,
Ya!
(Cip.Sapardi Djoko Damono)
SAJADAH PANJANG
Ada sajadah panjang terbentang
Dari kaki buaian
Sampai ketepi kuburan hampa
Kuburan hampa bila mati
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud
Diatas sajadah yang panjang ini
Diselingi sekedar interupsi
Mencari rezeki, mencari ilmu
Mengukur jalanan seharian
Begitu terdengar suara azan
Kembali tersungkur hamba
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan rukuk
Hamba sujud dan tak lepas kening hamba
Mengingat Dikau
Sepenuhnya.
(Cip.Taufiq)
itulah tadi beberapa puisi yang semoga bisa menjadi motivasi dan pesan serta manfaat bagi kita semua,itu saja untuk hari ini gan..semoga bermanfaat...good job..