silahkan dibaca dibawah ini adalah episode kedua dari episode pertama kemaren, semoga menyenangkan..
EPISODE KEDUA
Pagi itu yugo bangun
duluan dan berencana untuk menjaili hermanto yang masih tidur pulas. “tenggggg
tengggggg tenggggg(yugo mengageti hermanto dengan memukul panci)”, “hoy,
maling, maling, malinggggg (hermanto kaget menduga ada maling dikosannya)”. “hahahahahaaha
(yugo tertawa seru melihat sahabatnya bertingkah aneh)”, “ohhh jadi elo go
ngerjain gue .?” hermanto tersadar dari kagetnya, plokkk plokkk plokkk (bantal
dan guling dilemparnya ke yugo karena kesal.
Pagi itupun dibuka
dengan canda tawa mereka dan dilanjutkan mandi bersiap untuk berangkat kuliah
bersama, “go ayo cepet, dandan lama amat kayak cewe loe”, “sabar coy”jawab
yugo. Lalu mereka pun berangkat kuliah naik angkot. Sesampainya dikampus mereka
duduk bersama di aula kampus, “cieee cieee” seru yugo kepada hermanto, “kenapa
loe ?” tanya hermanto heran, “tu ada cewe loe senyam senyum “, “hehehe biasa
bro lagi anget – angetnya” ujar hermanto, “sono samperin keburu kering giginya”,
hermanto pun menghampiri kekasihnya tersebut sedangkan yugo duduk dan membaca
modul kuliahnya sendirian.
Jam istirahat tiba
menunjukan hari sudah siang mereka keluar kelas untuk mencari makan, “ ayo kita
ke kantin”ajak hermanto, “berangkat”saut yugo. Mereka bertiga menuju kekantin
kampus yang tidak jauh dari kelasnya, “mbak mie ayam tiga ya”elita memesan, “wahh
gue jadi baygon lagi nie ceritanya”, “gpp lah go sekali – sekali”saut elita
kekasihnya hermanto, “sekali apanya, ini mah dah berkali kali “ jawab yugo, “makanya
bro cari cewe biar gak jadi obat nyamuk mulu” saut hermanto .”semua akan indah
pada waktunya bro, tunggu tanggal mainnya” jawab yugo.
Siang itu mereka
makan bersama dengan canda tawa dan saling ejek, tak lama mereka makan ada tiga
cewe datang. “hayy” ternyata teman – teman elita menghampirinya, “ehh kalian,
ayo duduk”jawab elita. “kenalin ini hesti, ini dera, dan ini eby”ujar elita
kepada hermanto dan yugo, “hay gue hermanto”, “awas genit” elita mencubit
hermanto, “Cuma kenalan doang dek” jawab hermanto. “emmm hay kenalin gue yugo”,
“go eby tu jomblo juga loh” ujar elita, “hehe iya lita, kalau jodoh gak kan
kemana” yugo menjawab dengan candaan, “apaan si loe “ eby tersenyum sipu kepada
elita. Akhirnya siang itu mereka ngobrol sampai tak terasa hari sudah hampir
sore.
“kami duluan ya” ujar
teman – teman elita, “ohh oke hati – hati “ jawab elita, “ayo kita pulang juga”
ajak yugo, “ayo dek” saut hermanto, mereka pun bergegas keluar kantin untuk
mencari angkot pulang. Begitulah hari – hari mereka karena mereka termasuk
pemuda yang pas pasan jadi kemana – mana selalu naik angkot, ditengah
perjalanan elita turun duluan dari angkot karena rumahnya lebih dekat daripada
kosan yugo dan hermanto. “duluan ya kak” seru elita ke hermanto, “hati – hati dek”.
Angkot pun berjalan lagi, didalam angkot yugo teringat sesuatu, “to ayo kita
kewarung kopi yang kamu ceritakan kemaren”, “ayo, bang stop didepan ya” ujar
hermanto.
Mereka turun dari
angkot dan segera menuju warung yang dimaksud yugo tadi, sesampainya diwarung, “assalamualaikum”seru
hermanto, “wa’alaikumsalam” seorang gadis berkrudung keluar dari warung
tersebut, “subhanallah”yugo berkata dalam hatinya melihat gadis tersebut. “maaf
mbak ibunya ada?”tanya hermanto, “ada mas tunggu ya” gadis itu masuk memanggil ibunya.
“hoy ngapain loe melongok begok gitu?” tanya hermanto ke yugo, “gue liat
bidadari bro”, “dasar jomblo” jawab hermanto. Tak lama kemudian ibu pemilik
warung tersebut keluar, “ehh hermanto, ayo duduk”ujar buk wita, “iya buk “, “wati
tolong buat kopi untuk tamu kita” seru buk wita kepada anaknya, “iya buk”.
“dari mana ini kok
rapi banget” tanya buk wita, “pulang kuliah buk” jawab hermanto, “ohh kalian
satu kampus “, “iya buk” jawab hermanto, “kenalin buk ini sahabat ku yugo” ujar
hermanto, “yugo buk” yugo sambil bersalaman dengan buk wita, “kamu satu kosan
juga dengan hermanto ?”, “iya buk, kami teman karib sejak kecil dari desa”
jawab yugo, tak lama kemuadian wati datang dengan membawa kopi. “ini mas
kopinya silahkan diminum” ujar wita, “nah kenalin ini anak ibu satu – satunya,
wati namanya” kata buk wita, “ohh iya buk” yugo dan hermanto bersalaman dengan
wati.
“ayo diminum kopinya
dek” seru buk wita, yugo dan hermanto pun meminum kopi hitam buatan wati , “emmm
benar kata hermanto, kopi ibuk nikmat” kata yugo, “terimakasih dek, ini
bahannya sudah dari zaman neneknya wati, jadi kami turun temurun
melestarikannya dek” buk wita menjelaskan. “wahh kami beruntung bisa meminumnya
buk” saut hermanto. Disela – sela obrolan, yugo tak lepas pandangan dari paras
cantik wita , dan wita hanya tersenyum sipu malu.
Tak terasa hari sudah mulai
petang dan kopi pun hampir habis, akhirnya yugo dan hermanto pun berpamitan
untuk pulang, “buk kami pulang dulu ya, terimakasih sekali lagi sudah dibuatin
kopi “ ujar hermanto, “oh iya dek hati – hati dijalan” jawab buk wita. Mereka pun
bersalaman dan bergegas keluar untuk mencari angkot arah kosan mereka. Dari perjalanan sampai dikosan,
yugo selalu tersenyum – senyum sendiri karena masih tergagum oleh paras wati..
bahkan berencana untuk kembali mampir ke rumah wati lagi esok harinya..
Nah gimana apakah penasaran dengan kelanjutan ceritanya , akankah yugo mengakhiri jomblonya dengan gadis berkrudung itu / dengan salah satu teman elita...simak kelanjutannya di episode ketiga besokk.....
kritik dan saran silahkan coret coret dikolom kementar dibawah....thank you
Tidak ada komentar:
Posting Komentar